04 Januari 2009

Benarkah Jamaah-Jamaah Islam yang ada saling melengkapi?

Syaikh Ali Hasan ditanya: 
Apa sikap anda terhadap jamaah-jamaah Islamiyah yang ada, seperti Ikhwanul Muslimin, Tabligh, Hizibut Tahrir, dan lain lain. Kami bingung karena telah tersebar kitab Manhaj Ahlis Sunnah wal Jama'ah Ma'alimul Inthilaqatil Kubra yang disebutkan di dalamnya bahwa jama'ah jamaah yang ada sekarang ini saling menyempurnakan dan semua berada di atas manhaj Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Juga disebutkan bahwa kitab ini diberi mukadimah dan tazkiyah oleh Syaikh Jibrin? 

Jawaban: 
Adapun tentang kitab ini, jika dilihat oleh orang yang dangkal ilmunya ia akan tertipu. Sebab di setiap judul, penulisnya berucap, Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah”. berbicara Syaikhul Islam 
Ibnu Taimiyah dalam Majmu'Fatawa ..... Ini menimbulkan rasa percaya di hati pembaca. Terlebih lagi dia(penulis) meletakkan satu baris dari berpuluh-puluh halaman dari ucapannya, kadang kadang 
ucapan itu salah, tapi orang orang tidak perhatian, sebab sebelumnya dan sesudahnya disebutkan ucapan ucapan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah. Bagaimana bila kita tahu bahwa 90% atau 95% dari kitab ini dipenuhi ucapan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah akan tetapi dia menyusunnya menurut fikrahnya yang sebenarnya menentangi syariat apa yang ia letakkannya itu. 

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah melarang berhizb (bergolong-golongan), berpecah, dan tidak loyalitas kepada individu-individu pada beberapa tempat yang banyak. Lalu penulis menyatakan, “Tidak ada larangan adanya jama'ah jama'ah hizbiyah yang sebagiannya menyempurnakan sebagian yang lain?! Ucapan ini tidak akan dikatakan oleh seorang yang mengetahui pemikiran Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Saya nyatakan: “Beliau tidak berpendapat demikian terlebih lagi jika dinisbatkan ucapan tersebut kepada beliau. Ini satu titik perhatian. 

Adapun yang berkaitan dengan pertanyaan itu juga, yaitu adanya jama'ah juma'ah (hizbiyah), maka saya sebagaimana yang telah saya katakan tadi bahwa saya meyakini beberapa jama'ah-jama'ah ini sebenarnya menyerang dengan terang-terangan firman Allah: Berpegang teguhlah kalian dengan tali Allah seluruhnya dan jangan berpecah-belah. (Ali Imran: 103). Sedangkan mereka menentang ayat ini. Mereka berpecah-belah dari tali Allah seluruhnya dan tidak berpegang teguh (dengannya). Tidaklah yang melihat, sama dengan yang mendengar. Dan tidaklah berita, sama dengan melihat kejadian secara langsung. lihatlah! Engkau akan menyaksikan jika (ada pendapat yang) bukan berasal dari kelompoknya, mereka tidak akan mendengarkannya. Jika bukan dari jama'ah dan tandhimnya, tidak akan dibukakan pintu bagi orang (lain). Tidak boleh telinga mendengar darinya, tidak boleh lisan berbicara dengannya, dan begitu seterusnya. Tidak diragukan lagi bahwa ini adalah hizbiyah yang besar dan yang paling jelas bentuknya. Wallahu a'lam. 

Di sini ada titik perhatian (yang lain), perkara adanya tazkiyah Syaikh bin Jibrin terhadap buku ini. Saya tidak tahu tentang hal itu. Apakah mendapatkan tazkiyah atau tidak. Jika beliau memberi tazkiyah, saya yakin bahwa beliau melakukannya karena banyaknya apa yang beliau lihat nukilan nukilan dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah. Kuat dugaan saya bahwa seperti Syaikh yang utama ini yang mana beliau memiliki banyak kesibukan, pekerjaan, dan kewajiban-kewajiban yang banyak tidak sempat bagi beliau untuk membaca kitab ini semuanya. Tapi beliau berbaik sangka terhadap penulisnya. Khususnya setelah beliau melihat di dalamnya banyak bahkan banyak sekali nukilan-nukilan dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. (Seandainya tidak demikian) kalau Syaikh ditanya dengan terang terangan apa pendapat anda tentang ini dan itu seperti yang diucapkan oleh si penulis, tentu beliau akan menjawab -menurut dugaan, Insya Allah- bahwa yang demikian itu tidak boleh. 
Wallahu a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar